A. Deskripsi
Cinta dan perkawinan
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan
ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang
mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat
lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia
terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan
kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan
apapun yang diinginkan objek tersebut.
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum
antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu
pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang
biasanya intim dan seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan
upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk
keluarga.
B. Bagaimana Memilih Pasangan
Untuk dalam memilih pasangan yangg tepat untuk diri kita
memang sedikit sulit dan harus selektif karena harus memperhatikan beberapa
faktor :
1. Di lihat dari agamanya
2. Di lihat dari sikap dan sifatnya
3. Di lihat dari tanggung jawabnya
4. Dan yang tidak kalah penting
kesetian
C . Hubungan dalam Perkawinan
Simak dulu pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW,
seorang psikoterapis dan juga marriage and relationship educator and
coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan
perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa
diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang
tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang
pasti. Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain,
memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan
pasangan dapat saling merasakannya.
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat : Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap
kelima : Real
Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan,
keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn.
Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami
istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami
dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang
menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua
memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan
sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Lebih
lanjut Dawn menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan
pasangan hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda
hanya perlu sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan
ini. Jadikanlah kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah
berharga bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.
Ketika
pasangan (suami/istri) kedapatan beberapa kali bersikap kurang baik, anggap lah
ini sebuah ladang amal sabar. Dan jangan sekali-kali berfikir bahwa hasil dari
istikharah ternyata gagal ketika suatu hari merasa sedikit kesal mendapati
kelakukan pasangan Anda sikapnya kurang baik, harusnya tetap lah berfikir bahwa
dia memang pilihan terbaik yang Alloh pilihkan.
Ketika
keadaannya seperti itu tadi, yang menjadi tantangan untuk Anda lakukan adalah
menunjukan sikap yang lebih baik dari dia, agar Anda menjadi contoh kebaikan
untuknya, karena tidak selesai hanya berharap saja dia harus lebih baik dari
Anda, tetapi kita harus melakukan sesuatu untuk menjadi jalan perubahan
untuknya. Karena bisa jadi begini, sekarang memang pasangan Anda belum baik,
tapi yakin lah bahwa suatu saat dia akan lebih baik dari Anda, kontribusi
motivasi dari Anda diperlukan juga untuknya.
Terjadinya
sebuah Ikatan tali pernikahan, tidak berarti semuanya menjadi serba cocok,
serba lancar dan jauh dari Masalah. Tidaklah begitu adanya, ada baiknya kita
perlu berfikir begini: "dia bukan aku dan aku bukan dia, aku
adalah aku begitu pun dia! tapi aku adalah bagian dari dia dan dia bagian dari
aku. Karena aku Mencintainya, jadi aku harus bisa memakluminya dan berusaha
untuk terus bersikap baik, lebih baik darinya hingga sikapku bisa menjadi
contoh kebaikan untuknya."
D.
Penyesuaian dan pertumbuhan dalam
perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat
pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk
kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari
ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang
pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah
perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan
banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta
terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja
relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau
persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik.
Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga
yang harmonis.
Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah
perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila
hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan
penyesuaian.
Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah
hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu
mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi
merusak hubungan.
E.
Perceraian dan pernikahan kembali
Pernikahan bukanlah akhir kisah
indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya, pernikahan justru
banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian mungkin menjadi
keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk
menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka
tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya
kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena
kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil
keputusan.
Apa yang akan mempengaruhi peluang untuk menikah setelah
bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki
kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak
faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya
ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah
kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya
tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena
kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah
menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru
cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya
tarik itu akan mulai menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang
terus-menerus kita lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan.
Esensi dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang
berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih
penting untuk diusahakan bersama.
Jika ingin sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari
tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan
hati. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi pengalaman menarik.
tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang lebih baik.
E.
Single Life
Paradigma terhadap lajang cenderung
memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah?
Apakah Melajang Sebuah Pilihan?? Ada banyak alasan untuk tetap melajang.
Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita
waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi,
perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih
untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser,
apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam
memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang
bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak
pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
Persepsi masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring
dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang
masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan
supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki
posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah
tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama
menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak
pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu
kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan
cemburu.
Banyak perusahaan lebih memilih
karyawan yang masih berstatus lajang untuk mengisi posisi tertentu.
Pertimbangannya, para pelajang lebih dapat berkonsentrasi terhadap pekerjaan.
Hal ini juga menjadi alasan seorang tetap hidup melajang. Banyak pria
menempatkan pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat
prioritas utama. Dengan hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus
pada pekerjaan, sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh.
Biasanya, pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota
dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.
Kemapanan dan kondisi ekonomi pun
menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa kurang percaya diri jika
belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi. Sementara, perempuan lajang merasa
senang jika sebelum menikah bisa hidup mandiri dan memiliki karir bagus. Mereka
bangga memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain
itu, ada kepuasaan tersendiri.
Banyak yang mengatakan seorang masih
melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin mendapat pasangan yang
sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan adalah untuk seumur
hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita dengan seorang yang
tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada menikah akhirnya berakhir
dengan perceraian.
Lajang pun lebih mempunyai waktu
untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan dapat melakukan kegiatan
hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas untuk melakukan acara
berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang.
Pelajang biasanya terlihat lebih muda dari usia sebenarnya
jika dibandingkan dengan teman-teman yang berusia sama dengannya, tetapi telah
menikah.
Ketika diundang ke pernikahan
kerabat, pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun datang, mereka berusaha
untuk berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang dan sesama pelajang. Hal
ini untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana dari kerabat yang seusia
dengan orangtua mereka. Kapan menikah? Kapan menyusul? Sudah ada calon?
Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk dijawab oleh
pelajang.
Seringkali, pelajang juga menjadi sasaran keluarga untuk
dicarikan jodoh, terutama bila saudara sepupu yang seumuran telah menikah atau
adik sudah mempunyai pacar. Sementara orangtua menginginkan agar adik tidak
melangkahi kakak, agar kakak tidak berat jodoh.
Tidak dapat dipungkuri, sebenarnya
lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki pasangan untuk berbagi
dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran yang telah memiliki
sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka belum menemukan
pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka untuk tetap menjalani
hidup sebagai lajang.
Melajang adalah sebuah sebuah
pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan
mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang
telah cocok di hati.
Kehidupan melajang bukanlah sebuah
hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan terhadap sebuah ikatan
pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok untuk berbagi dalam
suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.
Arus modernisasi dan gender membuat
para perempuan Indonesia dapat menempati posisi yang setara bahkan melebihi
pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang mempunyai penghasilan lebih besar
dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan melajang, terutama kota-kota besar,
mendorong perempuan Indonesia untuk hidup sendiri.
ARTIKEL
Cukup 3 Hal
Sederhana Ini Untuk Sukses Dalam Pernikahan
Vemale.com - C. C. Chapman, salah
seorang penulis dan suami, mengungkapkan bahwa selama bertahun-tahun ia
menjalani pernikahan yang diidam-idamkan banyak pasangan. Ia berbagi kisah
romantisnya bersama sang istri.
Kejujuran
Ini adalah salah satu
hal yang sulit dirintis di awalnya. Bila selama ini Anda tak pernah benar-benar
percaya pada seseorang, maka pada orang ini lah Anda harus sepenuhnya mempercayai
dan bisa dipercaya.
Chapman akan berkata
jujur ketika istrinya bertanya tentang pakaian yang ingin dikenakan. Kejujuran
sederhana membuat mereka bisa membicarakan banyak hal. Kebiasaan ini masih
sulit dilakukan banyak pasangan bila mereka menutupi sesuatu.
Humor
Semakin panjang usia
hubungan Anda, semakin perlu Anda belajar untuk tetap tersenyum dalam
kehidupan.
Semua orang tahu bahwa
akan ada (banyak) hari di mana sesuatu tak berjalan sebagaimana mestinya, stres
menumpuk dan Anda bisa meledak-ledak. Tersenyumlah dan ajak pasangan Anda untuk
tergelak dalam tawa karena hal itu membuat ketegangan luruh dan menjauhkan
jenuh.
Keintiman
Chapman menegaskan
bahwa ia yakin kehidupan pernikahan tak akan mencapai kebahagiaan bila Anda dan
pasangan tak saling intim. Tak saling memenuhi kebutuhan seks satu sama lain.
Pasangan yang tak
saling berinteraksi dan melengkapi di atas ranjang, akan sulit mempertahankan
hubungan. Selain itu sebuah keintiman yang manis seperti duduk di pangkuan
pasangan Anda, saling bergandengan tangan saat berjalan dan mengatakan cinta
pada pasangan bisa membuat Anda makin intim.
Dari
artikel tersebut dapat di ambil pelajaran yang sebenernya sangat sedrhana namun
itu sangat membantu di hubungan pernikahan seperti jujur, humor dan keintiman
tigal hal tersebut walaupun simple namun sangat member dampak positif terhadap
pernikahan sehingga penikahan bisa sukses dan bahagia
DAFTAR PUSTAKA
Adhim, Mohammad Fauzil (2002) Indahnya Perkawinan Dini Jakarta: Gema Insani Press (GIP)
Miftachr, 2010. Pengertian
Munakahat Pernikahan, Artikel, (Tersedia online dihttp://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/04/pengertian-munakahat-pernikahan/ diakses
pada tanggal 6 Mei 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar