Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
Pengertian Penyesuaian
Diri
Penyesuaian diri merupakan faktor
yang sangat penting didalam kehidupan manusia. Hidup manusia sejak lahir hingga
meninggal tidak lain adalah penyesuaian diri, sehingga dapat dikatakan bahwa
penyesuaian diri dilakukan oleh manusia sepanjang hidup. Manusia memerlukan
penyesuaian diri terhadap diri dan lingkungannya dalam menghadapi berbagai
permasalahan yang ada.
Penyesuaian diri adalah suatu proses
yang mencakup respon mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk
dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya,
ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan frustrasi yang dialaminya, sehingga
terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri
dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal (Schneiders dalam
Desmita, 2009:192). Schneiders juga memandang bahwa penyesuaian diri dapat
ditinjau dari empat sudut pandang yaitu (1) Penyesuaian diri sebagai
adaptasi (adaptation), (2) Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity),
(3) Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery) dan, (4)
Perbedaan individual pada perilaku dan respon yang muncul daro masing-masing
individu dalam menanggapi masalah (individual variation).
Penyesuaian diri adalah usaha
manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya.
Sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, pransangka, depresi, kemarahan, dan
lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang
efisien bisa dikikis habis (Kartini Kartono, 2002:56).
Aspek-aspek Penyesuaian Diri
Menurut Fromm dan Gilmore (dalam
Desmita, 2009:195) ada beberapa aspek kepribadian dalam penyesuaian diri yang
sehat antara lain :
a. Kematangan emosional, yang
mencakup aspek-aspek :
- Kemantapan
suasana kehidupan emosional
- Kemantapan
suasana kehidupan kebersamaan dengan orang lain
- Kemampuan
untuk santai, gembira dan menyatakan kejengkelan
- Sikap
dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri
b. Kematangan intelektual, yang
mencakup aspek-aspek :
- Kemampuan
mencapai wawasan diri sendiri
- Kemampuan
memahami orang lain dan keragamannya
- Kemampuan
mengambil keputusan
- Keterbukaan
dalam mengenal lingkungan
c. Kematangan sosial, yang
mencakup aspek-aspek :
- Keterlibatan
dalam partisipasi sosial
- Kesediaan
kerjasama
- Kemampuan
kepemimpinan
- Sikap
toleransi
d. Tanggung jawab, yang
mencakup aspek-aspek :
- Sikap
produktif dalam mengembangkan diri
- Melakukan
perencanaan dan melaksanakannya secara fleksibel
- Sikap
empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal
- Kesadaran
akan etika dan hidup jujur
Bentuk-bentuk
Penyesuaian Diri
Menurut Gunarsa (dalam Sobur,
2003:529) bentuk-bentuk penyesuaian diri ada dua antara lain:
a. Adaptive
Bentuk penyesuaian diri yang
adaptive sering dikenal dengan istilah adaptasi. Bentuk penyesuaian diri ini
bersifat badani, artinya perubahan-perubahan dalam proses badani untuk
menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan. Misalnya, berkeringat adalah
usaha tubuh untuk mendinginkan tubuh dari suhu panas atau dirasakan terlalu
panas.
b. Adjustive
Bentuk penyesuaian diri yang lain
bersifat psikis, artinya penyesuaian diri tingkah laku terhadap lingkungan yang
dalam lingkungan ini terdapat aturan-aturan atau norma. Misalnya, jika kita
harus pergi ke tetangga atau teman yang tengah berduka cita karena kematian
salah seorang anggota keluarganya, mungkin sekali wajah kita dapat diatur
sedemikian rupa, sehingga menampilkan wajah duka, sebagai tanda ikut
menyesuaikan terhadap suasana sedih dalam keluarga tersebut.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Penyesuaian Diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyesuaian diri antara lain (Enung dalam Nofiana, 2010:17):
- Faktor
Fisiologis.
Struktur jasmani merupakan kondisi yang primer dari tingkah laku yang
penting bagi proses penyesuaian diri
- Faktor
Psikologis.
Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi penyesuaian diri antara lain
pengalaman, aktualisasi diri, frustasi, depresi, dsb.
Pertumbuhan Personal
Pribadi manusia adalah suatu proses organis
dan bukan suatu proses mekanis. Kita tidak lagi berbicara tentang membangun,
melainkan tentang mengasuh, tidak lagi tentang melekatkan dasar-dasar melainkan
tentang menumbuhkan akar-akar, tidak lagi menanamkan melainkan menstimulasi dan
menjawab kebutuhan-kebutuhan secara baik.
Pertumbuhan adalah proses yang mencakup
pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel
mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus.
Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya.
Kita sebagai manusia akan selalu
mengalami dua aspek pertumbuhan pribadi. Pada satu pihak, kita
mempunyai irama dan bobot pertumbuhan pribadi yang sifatnya individual. Irama
serta bobot pertumbuhan ini mungkin cepat mungkin lambat, mungkin sehat dan
berlangsung secara baik dari tahap yang satu ke tahap lainnya, mungkin sangat
menggembirakan dan menghasilkan suatu pribadi yang normal. Namun ada juga orang
lain yang irama serta bobot pertumbuhannya kurang baik, kurang sehat, sehingga
pribadi yang dihasilkan tidak normal
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh
yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan
bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan
biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang
memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula
pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan
dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun
jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan
individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor Kebudayaan
Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian
anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat
yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
Dari semua faktor-faktor di
atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka
akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu,
maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan
sekitar. Adapun aliran-aliran yang menjelaskan tentang pertumbuhan personal
antara lain :
a.
Aliran
asosiasi : perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena pengaruh dan
pengalaman atau empire (kenyataan) luar, melalui panca indera yang menimbulkan
sensasiton (perasaan) maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri yang
menimbulkan reflektion.
b.
Aliran
psikologi gestalt : pertumbuhan adalah proses perubahan secara
perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara keseluruhan, baru
kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
c.
Aliran
sosiologi : pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari
sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap
disosialisasikan. Pertumbuhan individu sangat penting untuk dijaga dari sejak
lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan berguna untuk sesamanya.
Dafar Pustaka
Alex Sobur, 2003. Psikologi Umum.
Bandung : Pustaka Setia
Desmita, 2009. Psikologi
Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Kartini Kartono, 2002. Psikologi
Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta
Wasty, Soemanto, Drs, MPd. 1998. Psikologi
Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar